LPPSLH - Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup

Kesetaraan Gender: Kamu, Aku, Kita Setara

Kesetaraan Gender

Kesetaraan Gender: Kamu, Aku, Kita Setara – Berbicara mengenai kesetaraan gender, pasti pikiran kita langsung berlari pada perempuan, dan bagaimana perempuan tak memiliki hak serta “keistimewaan” yang sama dengan laki-laki.

Namun sayangnya, kesetaraan gender ternyata tak melulu mengenai perempuan saja, kesetaraan gender tak hanya berpihak pada kaum Adam. Karena kesetaraan gender tak menyangkut jenis kelamin.

Oleh karena itu, mewujudkan kesetaraan gender ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan.

Parahnya lagi, hingga di era millennial yang konon katanya canggih dan hitech ini, pemahaman kita mengenai kesetaraan gender belum merata. Bahkan pemahaman tentang konsep gender, strategi pengarusutamaan, dan kesetaraan gender di kalangan pengambil keputusan baik di eksekutif, legislatif dan yudikatif, yang diselimuti oleh budaya patriarki, pola pikir tradisional dan interpretasi agama masih sangat rendah. Bahkan tak jarang kekeliruan menafsirkan ajaran agama membuat kita semakin keliru menelaah kesetaraan gender.

Padahal kesadaran kita akan kesetaraan gender memiliki pengaruh besar dalam pembangunan. Lihat saja bagaimana Singapura, Belanda, Luxemburg, dan Eslandia menjadi beberapa Negara terkaya di dunia. Karena di Negara tersebut sudah diterapkan kesetaraan gender dan penghargaan mengenai kesetaraan gender diakui dan dilakukan. Hal ini tentu saja membuktikan bahwa kesetaraan gender mendorong peningkatan peluang ekonomi dan suara di masyarakat yang pada akhirnya dapat memperbaiki capaian pembangunan, termasuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan, dan mengakselerasi pengurangan kemiskinan.

Ada satu komitmen Indonesia dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender adalah melalui ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW) yang diadopsi dalam sistem hukum nasional melalui Undang-Undang No.7 tahun 1984.

Selain melalui jalur diplomasi, membantu meningkatkan kesadaran akan kesetaraan gender juga bisa dilakukan dari diri kita sendiri, dari keluarga, dan lingkungan sekitar. Karena ketidaksetaraan gender berawal dan tertanam kuat dari keluarga. Lihat saja bagaimana masyarakat memandang sosok perempuan yang bekerja, dan memiliki pendidikan tinggi, tentu akan ada omongan-omongan nyinyir yang berusaha menjatuhkan. Tapi berbeda dengan laki-laki, semua hal itu akan biasa saja jika dijalani oleh laki-laki. Ingat, kesetaraan gender bukan mengenai laki-laki dan perempuan, tapi keduanya, dan kamu aku, kita setara.

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Informasi Lainnya