Penguatan Jaringan Perempuan Positif Berdikari Kabupaten Banyumas

Supporting group

Penguatan Jaringan Perempuan Positif Berdikari Kabupaten Banyumas. Bulan Mei 2014, SSR LPPSLH kembali melakukan sosialisasi untuk komunitas-komunitas berisiko yang ada di Banyumas, mulai dari lokalisasi hingga daerah yang memang berpotensi menjadi lokalisasi dan berisiko tinggi terhadap penularan HIV/AIDS. Tak hanya terhadap mereka yang berisiko tinggi saja, kami juga mengadakan pertemuan rutin untuk Ibu Rumah Tangga (IRT) Rentan yang ada di Kabupaten Banyumas.
SSR LPPSLH pada bulan Mei 2014 ini melakukan delapan kegiatan VCT dan IMS mobile, dengan melibatkan komunitas wanita pekerja seks (WPS) dan masyarakat lain yang berisiko. Adapun lokasinya adalah di Gang Sadar (Baturraden), Kampung Rahayu, Cipendok, dan juga kegiatan sosialisasi upaya penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA di Kampus STMIK AMIKOM Purwokerto.

Dokumentasi kegiatan layanan kesehatan yang dilakukan oleh Program Perkotaan LPPSLH

Dokumentasi kegiatan layanan kesehatan yang dilakukan oleh Program Perkotaan LPPSLH

Penghapusan Stigma dan Diskriminasi HIV/AIDS
Menyinggung mengenai penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap HIV/AIDS, SSR LPPSLH bekerjasama dengan BEM STMIK AMIKOM Purwokerto mengadakan acara seminar dan workshop yang dihadiri oleh pelajar SMA se-Kabupaten Banyumas dan juga mahasiswa. Hal ini jelas tujuan utamanya adalah untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian mengenai HIV dan AIDS yang hingga saat ini masih sangat minim. Karena itulah, pengetahuan yang diberikan sejak dini kepada para generasi muda itu, diharapkan dapat memperbaiki pengertian HIV dan AIDS yang selama ini memang dipandang negatif oleh masyarakat. Terlebih lagi, stigma dan diskriminasi yang muncul di tengah masyarakat itu adalah satu kekeliruan yang sangat berdampak buruk bagi mereka yang mengidap AIDS.
Dan, untuk acara yang digelar di Kampus STMIK AMIKOM pada tanggal 22 Mei 2014 lalu ini berakhir dengan kegiatan VCT, yang tentu saja diikuti oleh para pelajar dan mahasiswa. Namun tidak semuanya mengikuti VCT, karena tak jarang dari mereka takut dengan jarum suntik.
Terlepas dari itu, kegiatan VCT dan IMS mobile yang bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat, boleh dibilang berlangsung dengan lancar. Dan dalam bulan Mei ini hasil VCT kami mendapati 1 orang yang reaktif dan berprofesi sebagai WPS. Menanggapi hal itu, maka SSR LPPSLH pun berusaha untuk melakukan pendampingan yang lebih intens, agar dampingan yang bersangkutan itu dapat sadar akan kondisi kesehatannya.

Dokumentasi pertemuan rutin ibu rumah tangga rentan di Kab. Banyumas

pertemuan rutin ibu rumah tangga rentan di Kab. Banyumas

Pertemuan IRT Rentan dan Perempuan Positif Kabupaten Banyumas
Selain kegiatan penanggulangan HIV/AIDS, SSR LPPSLH pun rutin melakukan penguatan jaringan untuk mereka yang positif dan juga ibu rumah tangga yang rentan terhadap penularan HIV/AIDS. Agar mereka teman-teman yang memang sudah positif tetap dapat memiliki motivasi yang kuat untuk berjuang dan berkarya dalam hidupnya, karena memang tak jarang untuk mereka yang positif pasti akan kehilangan motivasi. Maka dari itu, perlu penguatan jaringan yang berkelanjutan untuk teman-teman yang rentan.
Acara yang diselenggarakan oleh SSR LPPSLH ini pun dihadiri oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dengan tujuannya untuk penguatan jaringan, dan pembahasan mengenai ARV untuk anak yang hingga saat ini belum tersedia. Ini pun menjadi salah satu keprihatinan kami, mengingat di tahun depan, sudah tidak ada lagi program GF yang menjadi donor kuat pengadaan ARV untuk ODHA.

Analisa Perkembangan Capaian
Untuk capaian di Bulan Mei 2014, masih dengan analisis yang sama seperti bulan April lalu bahwa Waria dan Penasun masih dan dapat memenuhi targetnya dengan baik.
Sedangkan untuk mendukung hal di atas, pada 7 Mei 2014 ini juga telah diadakan rujukan VCT yang diikuti oleh para WPS di Kampung Rahayu dan Gang Sadar. Untuk di Kampung Rahayu, VCT juga diikuti oleh ibu rumah tangga sekitar dan seorang waria. Untuk VCT mobile di Cipendok, dilakukan pada tanggal 14 Mei 2014 dan diikuti oleh WPS serta warga sekitar. Karena tak hanya VCT saja yang dilakukan disana, melainkan juga penyediaan akses layanan gratis untuk warga sekitar dan para pegawai losmen.
Sedangkan untuk komunitas Penasun (IDU’s) SSR LPPSLH tidak melakukan rujukan VCT, karena ada penundaan yang dilakukan oleh RSUD Banyumas.
Untuk distribusi paket logistik yang dilakukan SSR LPPSLH adalah meliputi pembagian kondom, pelicin, surat rujukan, dilengkapi dengan KIE dan juga poster yang didapatkan dari PKBI serta dikemas dalam tas. Hal ini ternyata dianggap lebih menarik bagi kelompok dampingan, bahkan dalam kegiatan sosialisasi dan penambahan pengetahuan terhadap pelajar mengenai stigma dan diskriminasi terhadap HIV/AIDS pun kami melakukan pembagian KIE dan poster guna menambah pengetahuan terhadap cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment