Bulan Agustus 2014, menjadi awal yang baru, meski bukan merupakan awal semester, namun kegiatan GF dan penjangkauan dilakukan secara rutin kembali. Mengingat Juli kemarin tidak melakukan VCT dan IMS mobile, maka Agustus ini cukup padat dan merayap. Selain itu, di lokalisasi Gang Sadar Banyumas juga ada banyak pendatang baru WPSL baik itu dari luar atau dalam kota.

Penjangkauan WPS dilakukan lebih gencar, agar hak kesehatan mereka dapat terpenuhi, maka VCT dan IMS adalah salah satu hal wajib yang harus dilakukan oleh WPS itu ketimbang mereka terjangkit HIV. Walaupun Gang Sadar cukup menarik perhatian dengan jumlah peningkatan WPS-nya, namun komunitas-komunitas di hotspot lain juga tetap menjadi perhatian kami. Semisal di Kampung Rahayu, dengan permasalahan sosialnya yang cukup kompleks. Hal itu sangat dirasakan saat selepas Idul Fitri kemarin ada salah satu dampingan kami di Kampung Rahayu dengan status waria yang mengalami penganiayaan berat. Maka dengan sigap tim petugas lapangan GF pun membantu dampingannya, mulai dari pengurusan BPJS mengingat korban adalah warga kurang mampu, melakukan pelaporan ke kantor polisi setempat terjadinya penganiayaan.
Namun tak semudah itu semuanya dilakukan, karena dampingan kami ini yang tak lain waria tidak memiliki KTP dan tidak ada saksi atau identitas yang jelas dari pelaku penganiayaan. Tak hanya itu, pihak polisi juga meminta hasil visum, sedangkan hasil visum harus dikeluarkan setelah mendapatkan surat pelaporan atau perintah dari pihak kepolisian.
Penulis : Rachman A. Gunawan (Staf Program Perkotaan LPPSLH)







