RISET PERAN PEREMPUAN DALAM PERTANIAN GULA KELAPA

Research

Latar Belakang

Pada tahun 2010 lalu, LPPSLH melakukan riset mengenai Peran Perempuan dalam Pertanian Gula Kelapa di tujuh desa di Kabupaten Banyumas yang menjadi bagian dari lingkup sertifikasi gula kelapa organik. Tujuan dari riset ini adalah untuk melihat bagaimana pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam proses pembuatan gula kelapa dan dampaknya bagi kualitas dan kuantitas gula yang dihasilkan.

 

Dalam sistem ekonomi rumah tangga petani pedesaan di Jawa, perempuan mempunyai peranan penting baik sebagai pelaku tunggal maupun sebagai bagian dari sebuah unit kegiatan ekonomi rumah tangga. Namun sayang tingkat kesejahteraan para pengrajin gula yang telah menggeluti usaha selama 2-3 generasi itu tidak pernah meningkat. Secara sosiologis, usaha pembuatan gula kelapa di tingkat petani dapat dikategorikan sebagai usaha subsisten.

 

Di Kabupaten Banyumas, perempuan diserahi tanggung jawab untuk membuat gula kelapa (mengindel) sementara kaum lelaki bertugas menyadap (menderes) Nira dari pohon kelapa. Dari fenomena kemiskinan, hal ini merupakan fenomena yang “biasa”. Ada beberapa pekerjaan yang sangat lekat dengan perempuan dan ada pula pekerjaan yang identik dengan laki-laki. Stigma bahwa perempuan selalu lekat dengan ranah domestik masih kencang berhembus di masyarakat pedesaan di Jawa. Dalam konteks keluarga miskin, demi efisiensi, usaha produktif yang dilakukan perempuan lebih banyak diposisikan di ranah domestik agar sekaligus bisa menyelesaikan tugas domestik. Perempuan pengrajin gula di Kabupaten Banyumas memiliki tiga beban yaitu: (1) reproduktif (merawat rumah, membesarkan anak, menyediakan makan dll), (2) produktif (memasak gula) dan (3) sosial (pelayanan sosial di masyarakat, arisan, selamatan, dll). Dengan kata lain, diasumsikan bahwa perempuan pengrajin gula mengalami proses marginalisasi. Dalam kaca mata analisis gender, hal ini dapat dimaknai sebagai adanya beban kerja ganda (triple roles) bagi perempuan.

 

Salah satu kader perempuan pengrajin gula kelapa di Kec. Cilongok saat sedang mengindel

Pertanyaan yang muncul adalah, apakah beban ganda dan marginalisasi tersebut hanya di alami oleh kaum perempuan saja, ataukah beban itu juga dialami oleh kaum laki-laki? Harus diakui bahwa stigma gender yang saat ini berlaku di masyarakat lebih banyak didasarkan pada pendekatan patriarkhi. Dalam struktur patriarkhi, kaum laki-laki cenderung berada “di atas” perempuan dalam proses pengambilan keputusan terutama dalam ranah usaha produktif. Namun demikian dalam kenyataannya, stigma tersebut tidak selalu hanya menguntungkan kaum laki-laki semata. Dalam konteks petani pengrajin gula kelapa, laki-laki juga dapat dianggap menjadi “korban” dari system tersebut. Salah satu contohnya adalah ketika kegiatan menderes dianggap sebagai wilayah eksklusif laki-laki. Hal ini menyebabkan hanya segelintir perempuan yang mau dan mampu melakukan kegiatan ini. Akibatnya sering kali laki-laki memaksakan diri menders ketika kondisinya sedang tidak sehat. Hal ini tentu saja sangat beresiko karena nyawa adalah taruhannya.

Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analitis yang bersifat kualitatif. Metode deskripsi digunakan karena peneliti ingin membuat gambaran tentang Peran perempuan pengrajin gula dalam pengelolaan penghidupan rumah tangga petani. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumah tangga. Dipilihnya rumah tangga sebagai unit analisis, dengan pertimbangan bahwa peneliti akan melihat bagaimana peran perempuan pengrajin gula dalam pengelolaan penghidupan rumah tangga petani

 

Populasi penelitian ini adalah rumah tangga pengrajin gula yang terdaftar dalam program sertifikasi gula kelapa organik yang dilakukan oleh LPPSLH dan melakukan proses pembuatan gula di rumah tangga mereka. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive dengan menggunakan kategorisasi : adanya tenaga kerja laki-laki dan perempuan (bapak, ibu, anak laki-laki dan anak perempuan) dalam rumah tangga petani pengrajin gula tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Studi kepustakaan, (2) Pengamatan atau observasi lapangan, (3) Wawancara.

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment