
Sanggar Belajar Bukit Ilmu sebagai sarana pendidikan alternatif bagi anak-anak di kawasan Baturraden dan sekitarnya
Sore itu 27 April 2013, anak didik peserta Sanggar Belajar Bukit Ilmu membuat prakarya dari limbah-limbah yang ada di sekitar rumah masing-masing. Aku meminta anak-anak membawa kertas gambar, lem, dan daun-daunan kering di sekitar rumah. Aku meminta anak-anak menggambarkan cita-cita mereka pada buku gambar mereka, dan untuk warna aku minta anak-anak memanfaatkan daun-daunan kering yang mereka bawa. Kenapa daun-daunan kering? Karena aku melihat banyak sekali sampah daun-daun yang jatuh dari pohon berserakan begitu saja di pekarangan mereka. Halaman mereka jadi terlihat kotor dan sangat tidak sehat. Melihat kondisi inilah aku mendapat ide untuk mengajarkan pada anak pentingnya menjaga kesehatan. Melalui media yang sangat sederhana inilah aku ingin anak- anak dapat menuangkan imajinasi mereka menggambarkan apa yang ada dalam benak mereka.
Suatu hal yang tak kuduga-duga, Danang murid kelas 4 SD ini menggambarkan cita-citanya dalam kertas gambar dan daun-daunan kering ini. Danang kecil bercita-cita menjadi anggota Search and Rescue (SAR). Dimana SAR mempunyai tugas pokok yaitu memberikan bantuan dalam penanggulangan bencana dan musibah lainnya sesuai dengan peraturan SAR Nasional dan Internasional. Danang hidup dalam keluarga yang cukup sederhana ayahnya bekerja sebagai penjual nasi goreng keliling di Baturraden, sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga. Danang mempunyai kakak yang masih duduk di bangku SMA. Keseharian di rumah seperti anak kecil pada umumnya sekolah, bermain dan belajar, namun siapa menduga Danang kecil mempunyai cita-cita yang amat mulia, dan menakjubkan untuk ukuran anak usia 10 tahun.
Pada gambarnya ini Danang menggambarkan bahwa sedang terjadi bencana banjir di suatu wilayah, kemudian ada dua gambar orang yang menggambarkan Danang dan korban banjir, Danang sedang memberikan bantuan berupa obat-obatan, selimut dan makanan siap saji. Ketika Danang kecil maju ke depan untuk menjelaskan hasil gambarnya, anak yang lain diam dan mendengarkan penjelasan Danang dengan seksama. Danang memulainya dengan penjelasan isi gambarnya dan mengapa ia ingin sekali menjadi anggota SAR. Cita- cita ini karena anak ini melihat sering sekali terjadi bencana di tanah ini. Baik, gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir dll. Bencana bisa datang kapan saja dan tidak mengenal kapan, siapa, dimana? Disini Danang lebih melihat pada banjir, ia menjelaskan bahwa banjir adalah bencana langganan. Hal ini disebabkan oleh sikap manusia yang suka seenaknya sendiri membuang sampah, menebang pohon, dan membangun rumah. Kondisi demikianlah yang memicu terjadinya banjir. “Aku hanya ingin membantu orang yang sedang kesusahan” ungkapnya sebagai penutup dari penjelasan akan gambarnya. Semua anak tepuk tangan, aku sebagai salah satu relawan di Bukit Ilmu merasa bangga bahwa peserta didikku ada yang memiliki jiwa relawan yang tinggi. Semenjak hari itu Danang dipanggil sebagai relawan kecil.
Kejarlah terus cita- citamu wahai generasi muda, engkaulah yang kelak akan memimpin bangsa ini. Jangan biarkan ibu pertiwi menangis kembali!
Penulis : Winda Fitriani-Volunteer Program Perkotaan







