LPPSLH Panen Ikan Patin Hasil Budidaya Dengan Teknik Bioflok – Bertempat di kantor LPPSLH yang berada di Jalan Jatisari, kawan-kawan yang pernah berkunjung pasti tahu bahwa kami memiliki sebuah kolam, dan di sudut kolam itulah kami membuat tempat budidaya ikan patin dengan menggunakan sistem bioflok. Bioflok adalah salah satu teknik budidaya ikan dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme pembentuk flok. Secara terminology BIO-FLOC berasal dari dua suku kata yaitu bio yang berarti biologi atau hidup dan floc yang berarti gumpalan. BIO-FLOC adalah flok atau gumpalan-gumpalan kecil yang tersusun dari sekumpulan mikroorganisme hidup yang melayang-layang di air. Teknologi BIO-FLOC adalah teknologi yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang membentuk flok. Aplikasi BFT (Bio Floc Technology) banyak diaplikasikan di system pengolahan air limbah industry dan mulai diterapkan di system pengolahan air media aquakultur.
Biofloc sendiri tersusun dari beberapa komponen yaitu komponen exopolisakarida,bakteri pembentuk flok dan bakteri siklus fungsional. Exopolisakarida adalah senyawa polisakarida yang dihasilkan oleh bakteri pembentuk flok. Exopolisakarida ini bersifat seperti “glue”atau “lem” yang menjadi tempat penempelan bakteri menjadi satu kesatuan bioflok. Tidak semua bakteri mampu menghasilkan exopolisakarida ini, hanya bakteri tertentu saja yang mampu menghasilkan exopolisakarida ini. Bakteri penghasil exopolisakarida ini merupakan bakteri pembentuk inti flok, dan disebut sebagai Floc Forming Bacteria (bakteri pembentuk flok). Beberapa bakteri pembentuk floc yang sudah teruji diaplikasikan dilapangan adalah Achromobacter liquefaciens, Arthrobacter globiformis, Agrobacterium tumefaciens, Pseudomonas alcaligenes, Z oogloea ramigera. Bakteri lain dapat ikut membentuk bio-floc setelah exopolisakarida dibentuk oleh bakteri pembentuk floc sebagai inti flok-nya. Bakteri yang dapat ikut membentuk bio-floc misalnya Bacillus circulans, Bacillus coagulans, Bacillus licheniformis, Bacillus subtillis dll. Bakteri yang ikut membentuk flok ini mempunyai fungsi dalam siklus nutrisi didalam system bioflok. Bakteri ini disebut sebagai bakteri siklus fungsional, misalnya Bacillus licheniformis yang berperan dalam siklus nitrogen.
Konon menurut beberapa penulisan dan praktek yang sudah dilakukan, budidaya ikan dengan menggunakan sistem bioflok ini dapat menekan tingkat kematian bibit ikan. Adapun teknik bioflok ini jika dibandingkan dengan dengan model konvensional berupa terpal dan keramba apung, maka tingkat kematian bibit bisa mencapai 50 persen sementara bioflock hanya sekitar lima persen saja. Selain itu, perawatan juga tidak menyulitkan, kita hanya cukup mengontrol pakan, keasaman air dan keuletan. Buktinya, dari 500 bibit ikan yang ditaman di keramba bioflok, ada 75% ikan yang bisa dipanen dengan kondisi yang sangat baik.










