[av_dropcap1]P[/av_dropcap1]ertanian sebagai sektor yang masih mendominasi peningkatan PRDB kabupaten di Indonesia masih menjadi tumpuan sumber penghidupan bagi masyarakat pedesaan. Namun generasi muda di pedesaan sudah tidak tertarik lagi terjun di dunia pertanian. Sebagai petani masih dianggap menjadi profesi yang kotor dan kurang menjanjikan masa depan. Banyak program pertanian yang telah digelontorkan oleh pemerintah baik di tingkat nasional sampai di pedesaan, akan tetapi belum dapat menarik minat kaum muda. Kondisi petani sekarang sebagian besar petani tua yang mendambakan anaknya jangan mengikuti jejaknya sebagai profesi petani.

LPPSLH sebagai salah satu LSM di Jawa Tengah yang masih eksis mendampingi petani melalui dukungan donor luar sudah dapat mendampingi terbangunnya kelembagaan petani yang berhasil menarik para pemuda desa untuk terlibat dalam usaha pertanian salah satunya komoditas gula kelapa yang didiversifikasi menjadi gula semut. Melalui gula kelapa, pemuda dapat mengelola potensi desanya sehingga dia memperoleh sumber penghidupan. Model seperti ini yang akan mencegah para pemuda lari ke kota untuk mencari sumber penghidupan masyarakat pedesaan.
Model program yang telah menjadi best practice terutama yang dijalankan oleh program pertanian menjadi sumber pengetahuan yang hendaknya dapat di contoh bagi pemerintah daerah dan hal tersebut telah dilakukan melalui MoU dengan pemerintah daerah Kabupaten Purbalingga dan Banjarnegara.
Melalui kerjasama tiga pihak antara LPPSLH, HIVOS dan PEMDA telah terdorong percepatan dampak program. Keberhasilan kerjasama ini menarik pemerintah Kabupaten Cilacap dan Kebumen untuk melakukan kerjasama dengan LPPSLH, namun karena keterbatasan sumberdaya, kerjasama ini masih dalam pembahasan untuk realisasi. Akan tetapi gerak Program Pertanian tidak menunggu Program turun tapi sudah bergerak dilapangan untuk pengembangan gula kelapa.
Inisiatif staf program pertanian tentunya dapat diapresiasi walaupun tanpa sumberdaya mampu menggerakkan masyarakat untuk maju dan berkembang dengan potensi desanya. Berbeda dengan pihak lain walaupun ada sumberdaya tetapi belum tentu ada inisiatif dalam menjalankan kegiatan program “terbiasa dengan hal yang mudah, sudah tersedia dan tanpa tantangan”. Prinsip yang dijalankan oleh program adalah mencoba hal baru dan terus menjadi pembelajar yang tangguh, hadapi tantangan dan rintangan dengan kerja keras untuk masa depan pertanian Indonesia.
Penulis : Kukuh Haryadi (Manajer Program Pertanian LPPSLH)







