Mengintip Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Rantau Malam dan Jelundung

Mengintip Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Rantau Malam dan Jelundung

Air terjun merupakan salah satu aset penting, di Kalimantan, MCAI, LPPSLH bersama tim akan membangun sebuah pembangkit listrik dengan energi mikro hidro sebagai salah satu upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik.

lppslh.or.idMengintip Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Rantau Malam dan Jelundung. PLTMH itu sejenis PLTA (Pembangkit listrik tenaga Air) namun ukuran bangunannya dan daya listrik yang dibangkitkannya lebih kecil, umumnya dibawah 1 MW (1000 kilo Watt) atau yang terbesar sampai 10 MW. Dalam sumber lain menyebutkan “mikrohidro” karena pembangkit ini dapat menghasilkan listrik skala kecil dengan kapasitas mulai 200 KW sampai 5 MW. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro memanfaatkan atau menggunakan tenaga air untuk menggerakkan turbin yang akan menghasilkan sumber energi yang akan dikonversi menjadi energi listrik. Jadi, PLTMH, dapat disebut sebagai PLTA mini. Secara global dikategorikan sebagai Small Hydroelectric Plant.

Sedangkan Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrikskala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alamdengan cara memanfaatkan tinggi terjunan dan jumlah debit air. Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air sebagai sumber energi, turbin dan generator. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran airyang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air. Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik.

Rantau Malam dan Jelundung adalah salah satu daerah yang belum teraliri listrik di Kalimantan. Dengan menggunakan potensi energi lokal, biaya produksi listrik jadi efisien dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.

Mengintip Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Rantau Malam dan Jelundung

Lokasi pembangunan PLTMH

Di samping faktor geografis atau tata letak sungai, tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibangun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400 watt. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro dibandingkan dengan PLTA skala besar, berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment