Kedaulatan pangan petani sebagai salah satu strategi dalam mendorong desa berdikari untuk mewujudkan visi dan misi dari Gubernur Jawa Tengah. Kedaulatan pangan bisa dibangun melalui penerapan sistem pertanian organik. Melalui sistem pertanian organik, petani didorong untuk memproduksi secara mandiri input produksi pertanian sehingga kemandirian petani semakin nyata.
Ada beberapa ide tentang bagaimana menuju kedaulatan pangan petani dan membangun desa berdikari. Salah satu ide yang dikatakan Purnomo salah satu petani yang konsisten dalam menerapkan pertanian organik yaitu supaya untuk mendorong petani supaya maju maka perlu peningkatan SDM petaninya dulu dan bagaimana petani dapat memfasilitasi dan melakukan penyuluhan di lapangan, bagaimana model yang diterapkan petani agar maju. Membentuk badan usaha yang dikelola gapoktan maupun asosiasi. Bagaimana akses dana dari pusat, di pusat banyak sekali anggaran dan tidak ada nuansa politik. Konsep pemberdayaan utama adalah diri sendiri, bagaimana menambah aset secara terus menerus petani.
Sisi lain untuk meningkatkan pendapatan bukan hanya meningkatkan produktivitas tetapi bagaimana meningkatkan nilai jual. Di tingkat petani yang sudah dilatih, tidak semua memproduksi pupuk ada yang masih berpikiran instan (membeli lebih praktis). Yang diinginkan petani, produksinya meningkat, nilai jualnya mahal dan pasarnya mudah. Menurut Gatot salah satu petani organik Purbalingga, menjadi petani organik sulit, dia menerapkan pertanian organik harus nginap di hotel prodeo selama seminggu. Dia menjadi petani organik tidak mencari uang, tetapi ngibadah untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan kesehatan manusia. Sekarang membutuhkan provokator pertanian organik, pertanian organik tidak membutuhkan uang, mandiri dan bekerja keras. Mau gak menghapus subsidi? Mau gak menyingkirkan modal asing. Indonesia berdaulat, ekonomi berdikari dan memegang budaya Indonesia. Dia menyimpan bibit padi 50 varietas. Uji materi UU No 12 Tahun 1992 dan petani sekarang sudah dapat mengembangkan bibit dan menjual. Hal yang disampaikan pak Edi merupakan celah-celah terhadap kondisi saat ini.
Ada 3 aspek pembangunan pertanian yaitu peningkatan sumberdaya, penguatan kelembagaan dan pengembangan agribisnis. Petani masih perlu pembelajaran secara terus menerus, akan tetapi siapa yang akan mendampingi? Pemberdayaan oleh siapa? Dan siapa yang bertanggungjawab? Perlunya disesuaikan dengan konsep BUMP. Petani harus semua harus semua bisa dari tanaman pangan, ternak dan perkebunan.
Latar belakang pendirian Badan Usaha Milik Petani (BUMP) supaya keluar dari mindset keproyekan, bergerak cepat (tidak menunggu) dan berjiwa entrepreneurship (landasan), SKPD melakukan fasilitasi dan supervisi, BUMP basisnya komoditas, kalau basisnya wilayah dapat berupa BUMM (Badan Usaha Milik Masyarakat). Pilot model BUMP yang sudah berkembang di Magelang (PT. Tanjung Mulia) dan Wonogiri (PT. Cassava). Kenapa BUMP? Karena BUMP dengan perseroan sebagai strategi bisnis supaya dalam membangun kemitraan dengan pihak lain bisa memiliki posisi tawar, BUMP persahamannya dari petani/gapoktan/asosiasi petani, Pengembangan pertanian harus integrated farming yang berkelanjutan (input saprodi) dan BUMP tidak melulu berbadan hukum PT tetapi bisa Koperasi dan lain sebagainya.







