Selayang Pandang PIKM Kampung Sri Rahayu

Menjadi hal yang biasa jika berbagai cerita mengalir dari Kampung Sri Rahayu. Problematika sosial dan karakteristik masyarakatnya yang kompleks membuat kampung ini terbilang unik. Dengan mayoritas penduduk yang berasal dari luar kabupaten Banyumas, serta mata pencaharian seperti pengemis, pengamen, pekerja seks, bahkan mafia kelas ‘kroco’ sampai kelas ‘kakap’ pun dapat ditemukan di kampung ini. Sehingga masyarakat luas umumnya lebih mengenal kampung ini dengan sebutan Kampung Dayak. Penamaan ‘Dayak’ sendiri tidak ada hubungannya dengan suku Dayak yang berasal dari Kalimantan. Melainkan karena stigma kebanyakan masyarakat yang berasumsi bahwa pola hidup ‘dayak’ atau ‘ndayak’ adalah pola hidup yang tidak sistemik, tidak teratur, atau bisa dikatakan kacau, ‘amburadul’ dan seenaknya sendiri.
Kehidupan kampung ini pun bisa dikatakan tidak teratur, mengingat pemukiman yang padat dan kumuh hampir seperti kota Jakarta ini telah mewarnai lokasi kampung itu sendiri. Sekitar 60% warga di kampung ini bekerja sebagai pengemis. Dengan 155 kepala keluarga, dan pendapatan yang didapat dari hasil mengemis sebenarnya bukan uang yang sedikit. Tetapi karena mereka terjerat hutang lintah darat, seberapapun uang yang mereka dapatkan tidak akan pernah cukup.
Bukan hanya lintah darat yang bergerilya di kampung ini saja. Kasus penyimpangan seksual, kekerasan seksual juga kerapkali terjadi di kampung ini. Kasus seperti ini jarang teridentifikasi karena kebanyakan penduduk telah menganggap bahwa hal-hal demikian telah menjadi hal yang biasa. Kepedulian antar warga juga kurang karena sifat individualisme yang semakin tinggi. Banyaknya angka anak putus sekolah juga terjadi di kampung ini. Anak-anak ini adalah anak pengemis dan pengamen jalanan yang seringkali terlihat di perempatan lampu merah di Purwokerto. Mereka sendiri yang memilih untuk mengemis dan mengamen daripada sekolah, bukan dari paksaan orangtua.
Melihat fenomena ini SSR LPPSLH berinisiatif PIKM membentuk di wilayah kampung Sri Rahayu. Dengan menggandeng stakeholder, pengurus RT dan RW setempat, Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat ini berhasil dibentuk dan dikelola. PIKM ini terletak di pusat Kampung Rahayu sehingga memudahkan penduduk kampung untuk berkunjung ke sana. Sebagaimana fungsinya, PIKM memang banyak mendapatkan berbagai informasi terkait keluhan masyarakat sampai isu terkini yang sedang berkembang. Respon masyarakat sendiri sangat antusias, PIKM dijadikan tempat bertanya, dan berdiskusi.

Penulis : Rachman A. Gunawan (Staf Program Perkotaan)

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment