[av_dropcap1]K[/av_dropcap1]egiatan SSR Banyumas Di Akhir Semester – Kegiatan SSR di bulan lalu ini di Banyumas antara lain adalah MRAN Banyumas 2015, dan juga turut serta dalam MRAN Jawa Tengah 2015. PLHIV Meeting, Pertemuan Stakeholder MARPS, Promotion Clinic di Gang Sadar Baturraden. Meskipun target menjadi salah satu tolak ukur yang penting dalam upaya pencapaian project. Namun upaya penanggulangan HIV/Aids tak semata karena target dan angka. Berpegang pada hal itu, pada bulan Juni 2015, SSR LPPSLH Mencoba menyoroti bagaimana cara menanggulangi risiko penularan HIV/Aids. Dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat ini juga melibatkan para stakeholder yang terdiri dari para bidan dan dokter di puskesmas daerah-daerah sekitaran Banyumas.

Kegiatan MRAN Penanggulangan HIV/AIDS Di SSR Banyumas
Kegiatan MRAN Penanggulangan HIV/AIDS Di SSR Banyumas. Semua ini menyadari bahwa sebagian besar masyarakat di Indonesia hidup dalam tingkat ekonomi menengah ke bawah. Dan mereka masyarakat “kecil” lah yang mayoritas tidak begitu peduli dengan masalah kesehatannya. Sedangkan untuk mengakses masalah kesehatan, masyarakat itu pada umumnya juga terbatas hanya ke Puskesmas yang biayanya dirasa lebih murah.
Lantas bagaimanakah jika di tengah-tengah masyarakat saat ini muncul risiko penularan HIV yang angkanya cukup tinggi?
Kegiatan MRAN Penanggulangan HIV/AIDS Di SSR Banyumas. Nah, untuk hal ini lah, maka LPPSLH bersama Dinas Kesehatan Banyumas dan stakeholder lain saling membantu meningkatkan kepekaan para dokter dan bidan agar dapat lebih jeli dalam menangani masyarakat yang mungkin saja terinfeksi HIV. Sehingga, mereka yang terinfeksi atau mungkin terinfeksi itu dapat memperoleh akses kesehatan yang baik dan tepat, serta memperoleh pengetahuan seputar HIV/Aids dan penularannya. Karena dengan begitulah upaya penanganan dini dapat dilakukan oleh tim kesehatan mulai dari tingkat desa, kelurahan, kecamatan, hingga tigkat rumah sakit daerah, dan rumah sakit yang memang telah ditunjuk untuk merujuk mereka yang disinyalir terinfeksi HIV.
Perlu diketahui juga dalam pertemuan bulan Juni ini, para stakeholder diajarkan dan diberi gambaran bagaimana cara menangani mereka yang berisiko tertular HIV, dan yang penting harus diingat oleh para stakeholder adalah mengenai status (tidak semua orang yang terinfeksi HIV bersedia open status) terlebih jika memang si pasien positif. Kegiatan MRAN Penanggulangan HIV/AIDS Di SSR Banyumas
Hal-hal penting dan mendasar memang sangat diperlukan untuk meningkatkan upaya penanggulangan HIV, dan membuka status ODHA tanpa ijin ODHA itu sendiri adalah salah satu tindakan yang melanggar HAK bahkan UU yang telah ditetapkan oleh pemerintah.







