LPPSLH - Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup

LPPSLH Dan Masyarakat Sintang Yang Masih Mendambakan Listrik

Kepedulian LPPSLH Terhadap Pengembangan Metode Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia

LPPSLH Dan Masyarakat Sintang Yang Masih Mendambakan Listrik. Sudah lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka, namun tak semua masyarakat merasakan arti dari kemerdekaan yang sesungguhnya. Banyak masyarakat di pedesaan yang hidup dengan keterbatasan, dan dibatasi. Misalnya adalah terbatasnya fasilitas umum yang seharusnya merata di seluruh penjuru tanah air. Banyak desa yang tidak atau belum bisa merasakan cahaya bola lampu yang menyala di malam hari, banyak masyarakat yang hidup dalam kegelapan saat malam datang.

Listrik memang masih menjadi suatu fasilitas yang tak biasa. Itulah yang kami alami saat menginjakkan kaki di Kabupaten Sintang. Sebutnya saja desa Rantau Malam, desa itu bukan satu-satunya desa yang tidak dialiri listrik di Sintang. Sintang memang masih menjadi salah satu kabupaten yang masih mendambakan listrik secara penuh. Sedangkan desa lain yang sudah dialiri listrik, pemadaman listrik masih rutin terjadi disana, bahkan hingga akhir tahun 2016 kemarin. Begitu juga yang terjadi dengan tim dari LPPSLH yang sedang melakukan pendampingan di salah satu desa di Sintang dan pemberdayaan gula kelapa.

LPPSLH Dan Masyarakat Sintang Yang Masih Mendambakan Listrik

Suasana pendampingan dan diskusi bersama penduduk setempat di tengah keterbatasan cahaya

Untuk deaa yang sudah dialiri listik, pemadaman Listrik ini lebih sering dilakukan setiap terjadi hujan ataupun angin yang cukup besar di Sintang. Jadi tak ada listrik itu bukan lagi hal yang aneh bagi penduduk setempat. Meski bagi kami yang berasal dari Purwokerto, ini adalah hal yang cukup membuat tidak nyaman. Bahkan sejumlah warga pun berpikir bahwa PLN Sintang takut dengan angin dan juga hujan. Dan ternyata hal itu tidak ditampik oleh pihak PLN, karena hal itu dapat menyebabkan konslet tiba-tiba. Mengingat kabupaten Sintang yang memiliki kemampuan daya listrik sekitar 20,04 Megawatt. Ini masih mampu mencover devisit beban puncak yang mencapai 3 Megawatt, dengan beban puncak kabupaten Sintang yang kini mencapai 23 Megawatt.

Kami harus siap siaga saat listrik padam, sehingga membawa lampu charger dan lampu cadangan pun sudah biasa kami lakukan. Namun, kondisi seperti ini tidak menyurutkan langkah kami untuk mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan di Sintang. Karena pada dasarnya hal ini adalah sebagian dari tantangan dalam perjuangan kami. Dan kita tahu bahwa listrik adalah salah satu hal yang masih didambakan masyarakat Sintang.

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Informasi Lainnya