Membangun Usaha Masyarakat dan Perluasan Jaringan Pasar Berbasis Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu

embangun Usaha Masyarakat dan Perluasan Jaringan Pasar Berbasis Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu
embangun Usaha Masyarakat dan Perluasan Jaringan Pasar Berbasis Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu

Pesona Berau (Image Source: http://www.getborneo.com)

Membangun Usaha Masyarakat dan Perluasan Jaringan Pasar Berbasis Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Berkelanjutan di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Pada fase awal ini dalam jangka waktu 6 bulan, mulai dari Februari sampai dengan bulan Juli nanti fokus kita adalah kegiatan pemetaan. Pemetaan dilakukan pada 25 kampung di 7 kecamatan di kabupaten Berau. Kegiatan ini dilaksanakan marathon karena kami hanya memiliki waktu jeda beberapa hari saja di kantor, itupun lebih banyak digunakan untuk koordinasi, menginput data hasil kegiatan pelatihan dan kunjungan lapang serta menyusun laporan dan persiapan untuk kegiatan berikutnya.

Perlu diketahui jarak dari satu kampung ke kampung lainnya pada setiap kecamatan cukup jauh. Juga jarak kecamatan dari Tanjung Redep dimana kantor berada, yang terdekat adalah 2 jam dan terjauh 7 hingga 8 jam perjalanan darat. Dan sampai saat ini masih menyisakan 2 kecamatan (10) kampung lagi dengan jarak tempuh sekitar 3-5 jam, namun semua itu tergantung medannya. Membangun Usaha Masyarakat dan Perluasan Jaringan Pasar Berbasis Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu.

Situasi kegiatan pemberdayaan dikabupaten Berau hingga saat ini lebih condong pada isue kelestarian hutan, agroforestry, advokasi hutan, pelestarian fauna dan ekowisata. Ada lebih dari 20 lembaga lokal dan nasional yang bermain sejak lama disini dengan dukungan dari TFCA, MCAI, GIZ dan lainnya. Sehingga nyaris setiap wilayah sudah diintervensi NGO dengan berbagai isue, bahkan ada beberapa yang overlaping atau mengangkat isu dan wilayah yang sama. Namun kita lihat sebenarnya masih banyak hal yang bisa dikerjakan disini. Karena Kabupaten Berau adalah paket komplet, dari pesisir hingga ke hutan memiliki sumber daya alam yang luar biasa, terutama keindahan alam dan tempat wisata. Dan yang menjadi kendala utama adalah transportasi, jadi kita setidaknya harus memiliki kendaraan sendiri baik itu motor lapangan atau mobil, listrik dan juga sinyal untuk wilayah pinggiran dan cost living yang cukup tinggi. Membangun Usaha Masyarakat dan Perluasan Jaringan Pasar Berbasis Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu.

Dalam team konsorsium Penabulu ini ada 3 lembaga yang terlibat, antara lain adalah Penabulu, NTFP-EP, dan LPPSLH. Dalam pelaksanaan kegiatan semua turun ke lapangan dan menjadi satu team dalam kegiatan. Baik kegiatan sosialisasi, kegiatan lokakarya dan pelatihan maupun validasi data lapangan atau kita bisa melakukan kunjungan ulang ke setiap kampung. Dan pada proyek ini kita menjadi bagian yang cukup penting, karena setiap kegiatan pelatihan menjadi fasilitator yang mampu menghidupkan suasana menjadi sangat kondusif, menjadi design grafis, dan sekaligus menyusun catatan proses menjadi laporan. Sedikit banyak memilik pengaruh dan diperhitungkan pada program manager dan koordinator lapangan. LPPSLH sendiri dalam konsorsium ini cukup disegani oleh NGO lain.
Based from Krisdianto’s Report

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.