Pentingnya Teknologi Dalam Proses Pengambilan Nira Oleh Penderes Gula Kelapa – Di Banyumas, industri gula kelapa adalah salah satu mata pencaharian yang mampu menopang kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan penderes di Banyumas yang memiliki sumber pohon kelapa cukup melimpah ini pun menjadi suatu hal yang utama.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini, Lembaga Penelitian Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup (LPPSLH) Purwokerto telah mencatat, bahwa ada lebih dari 30 ribu orang Kepala Keluarga memiliki profesi sebagai penderes gula kelapa. Ini tersebar di berbagai kecamatan yang ada di Banyumas. Namun sayang manisnya gula kelapa seolah tak berjalan beriringan dengan tingkat keselamatan para penderes yang setiap pagi, siang dan sore harus memanjat pohon kelapa dengan taruhan nyawa. Pasalnya para penderes nira ini memiliki risiko besar dalam pekerjaannya. Ada banyak risiko kecelakaan kerja bagi penderes yang hingga saat ini masih menjadi persoalan serius. Karena jelas hal itu bisa melumpuhkan ekonomi penderes atau keluarga yang ditanggungnya jika terjadi hal buruk dalam proses pemanjatan pohon kelapa. Pentingnya Teknologi Dalam Proses Pengambilan Nira Oleh Penderes Gula Kelapa.
Seperti diungkapkan oleh Barid Hardiyanto selaku Manajer Program LPPSLH Barid Hardiyanto. Pihak LPPSLH mendorong penemuan teknologi yang bisa menjamin keselamatan kerja penderes. Adapun teknologi tersebut diarahkan agar para petani gula kelapa ini bisa memperoleh nira tanpa harus memanjat kelapa. “Selama ini sepertinya belum ada teknologi yang memudahkan pekerjaan penderes. Penderes masih meraih nira dengan cara tradisional,” Ungkap Barid Hardiyanto.
Sedangkan ada altetnatif lain untuk mengurangi risiko kecelakaan penderes. Dengan menghasilkan bibit pohon kelapa yang berbatang pendek. Tapi dengan kualitas yang sama atau lebih bagus dari pohon kelapa yang selama ini kita kenal tinggi menjulang. Jika hal ini benar-benar terjadi, maka jelas akanmemudahkan petani gula kelapa dalam meraihnya tanpa harus memanjat pohon tinggi-tinggi dan menentang bahaya. Pentingnya Teknologi Dalam Proses Pengambilan Nira Oleh Penderes Gula Kelapa.
Selain itu, diungkapkan juga oleh Barid Hardiyanto bahwa dulu pernah dicanangkan penanaman bibit tanamam kelapa Genjah, yang pohonnya pendek. Tapi masih terbatas, dan pengadaannya sempat bermasalah karena tidak sesuai dengan spesifikasi.
Pada dasarnya Pemerintah Kabupaten Banyumas sebenarnya telah memberikan perhatian terhadap nasib penderes dengan penerbitan kartu penderes gula kelapa. Dan, melalui asuransi tersebut, penderes yang mengalami kecelakaan kerja, baik luka maupun meninggal dunia, bisa mencairkan santunan dalam bentuk uang. Karena kita tahu belum lama ini pun masyarakat di Banyumas digegerkan dengan kecelakaan penderes yang jatuh dari pohon kelapa dan langsung meninggal terbawa arus sungai yang ada di bawahnya. Dan yang sangat disayangkan adalah pembagian kartu asuransi tersebut belum merata. Pihak LPPSLH juga berusaha mendorong Pemkab agar menggencarkan sosialisasi. Memastikan setiap penderes memegang kartu penderes gula kelapa dengan angka jaminan yang perlu ditingkatkan. Agar dapat menjamin hidup penderes yang sakit atau ahli warisnya.