LPPSLH - Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup

RISET IKM DALAM ANGKA 2011

Cover Buku IKM dlm angka 2011

Cover Buku IKM dalam angka 2011

 

Latar Belakang

Pada tahun 2011, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup (LPPSLH) mendapatkan amanah untuk menjalankan riset untuk identifikasi populasi dan potensi Industri Kecil dan Menengah (IKM) berdasarkan pendekatan komoditi unggulan prioritas di 33 provinsi di seluruh Indonesia.

Lingkup komoditi unggulan yang dikaji adalah 9 (sembilan) komoditi unggulan prioritas yaitu : (1) Batu Mulia, (2) Garam Rakyat, (3) Gerabah dan Keramik Hias, (4) Minyak Atsiri, (5) Makanan Ringan, (6) Fashion, (7) Kerajinan & Barang Seni, (8) Rumput Laut dan (9) Komponen/Perbengkelan. Komoditi unggulan tersebut merupakan komoditi yang dianggap memiliki prospek perkembangan yang sangat baik di masa datang, baik dari sisi potensi pasar yang ada baik di dalam dan luar negeri, ketersediaan bahan baku yang berlimpah, serta dari sisi tingginya penyerapan tenaga kerja.

Riset ini, difokuskan pada enam aspek utama yang memang menjadi aspek utama dalam perkembangan IKM. Aspek tersebut adalah (1) jumlah unit usaha, (2) tenaga kerja, (3) nilai investasi, (4) nilai bahan baku/penolong, (5) nilai produksi, dan (6) nilai tambah baik formal maupun informal. Dengan demikian, diharapkan hasil riset akan mampu memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai identifikasi populasi dan potensi (IKM) yang tersebar di 33 Propinsi di Indonesia.

Riset ini didasarkan pada kesadaran bahwa IKM memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Bahkan, telah diakui keberadaannya sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional yang handal dan diharapkan dapat menjadi penggerak utama (primer mover) perekonomian Indonesia. Kelompok IKM telah berperan dalam penciptaan lapangan usaha dan lapangan kerja sebesar 11,4% dari total tenaga kerja yang diserap oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta memberi kontribusi bagi pengembangan dan pertumbuhan ekonomi daerah. Eksistensi IKM dalam perekonomian Indonesia cukup dominan dan signifikan. Kontribusi IKM dalam pembentukan PDB baru mencapai 6,5% dari total PDB yang diberikan oleh UMKM sebesar 54,6% (sumber: Jurnal UMKM). Begitu pentingnya peran IKM membuat perlu ada baseline data yang mampu menjadi acuan bagi strategi pengembangan IKM di masa yang akan datang.
Metodologi

Kegiatan ini meliputi membandingkan data yang ada pada Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah yang berasal dari Dinas Perindustrian provinsi dengan data yang ada pada Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2007 sampai 2011. Kerangka sampel blok sensus yang digunakan pada kegiatan Survei Industri Mikro dan Kecil menggunakan Kerangka Sampel Induk Industri Mikro dan Kecil (KSI-IMK). KSI-IMK adalah daftar blok sensus yang dilengkapi dengan muatan jumlah usaha Industri khusus industri mikro dan kecil hasil pengolahan Daftar SE06 L1 dan SE06-L2.

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Informasi Lainnya