Agenda Program Pertanian LPPSLH pada bulan Oktober lalu yaitu penguatan produsen gula kelapa di wilayah Purbalingga sudah memasuki beberapa tahapan. Tahapan tersebut meliputi sosialisasi, pelatihan gula semut dan pembentukan kelompok petani gula kelapa. Wilayah Kecamatan Kutasari terdapat dua desa sasaran yaitu Karangcegak dan Candinata.
Sasaran utama Desa Karangcegak adalah Dusun V Dukuh Karangcegak, Mulai masuk dusun tersebut melewati ijin dari Kepala Dusun V, Bapak Parikun. Bapak Parikun mengantarkan kami bertemu dengan beberapa petani gula kelapa (penderes) di wilayahnya yang kemudian kami berkomunikasi dengan penderes dan mendapatkan respon yang baik dari penderes di wilayah tersebut. Minggu pertama kami melakukan sosialisasi, dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan gula semut pada minggu kedua. Respon masyarakat sangat baik pada dua proses tersebut, sehingga keinginan mereka untuk berkelompok sudah sangat kuat. Keinginan masyarakat untuk berkelompok akhirnya terlaksana pada minggu ketiga bulan Oktober, dengan nama Kelompok Manggar Sari. Terbentuknya kelompok tersebut membawa tindak lanjut untuk melakukan pertemuan rutin kelompok setiap satu minggu sekali. Pertemuan rutin pertama diisi dengan pengenalan gula sehat dan pengenalan pertanian organik.
Desa Candinata awal masuknya dengan memulai komunikasi dengan Kepala Dusun III, Bapak Toharji. Pertemuan awal berupa sosialisasi untuk penderes tingkat dusun mendapatkan respon yang cukup baik dan ditindaklanjuti dengan pelatihan pembuatan gula semut, namun pelatihan tersebut hanya diikuti oleh penderes dari Dukuh Karang Maja saja (bagian dari Dusun III). Tindak lanjutnya dilakukan dengan pemantapan sosialisasi, namun respon masyarakat pada proses ini agak kurang baik, dikarenakan sebagian peserta adalah pengepul. Pengepul merasa khawatir dengan keberadaan gula semut akan mengganggu pasokan gula cetak mereka. Situasi ini membuat kami beralih ke Dukuh Candinata (bagian dari Dusun III), disana kami mendapatkan respon yang cukup baik dan prosesnya dapat dilanjutkan melalui pelatihan gula semut dan pembentukan kelompok.
Sasaran Desa Candinata selain Dusun III, kami mulai memasuki wilayah Dusun II. Proses awal masuknya kami melalui Kepala Dusun II, Bapak Musohir. Melalui Bapak Musohir kami meminta ijin untuk melakukan sosialisasi dan melakukan kegiatan di wilayah Dusun II. Pak Musohir memberikan beberapa informasi contact person beberapa penderes di wilayahnya. Melalui informasi tersebut saya menemui penderes untuk menentukan jadwal sosialisasi di wilayah tersebut. Respon yang kami dapatkan cukup baik, sehingga proses penjadwalan sosialisasi cukup singkat dan lancar.
Bulan Oktober lalu terasa sangat sibuk bagi kami dengan berbagai aktivitas di desa dampingan, hampir setiap hari dan setiap malam kami melakukan komunikasi dengan penderes untuk memperlancar agenda. Agenda bulan November mendatang masih akan melanjutkan proses pembentukan kelompok dan penguatan kelompok produsen gula kelapa di Kabupaten Purbalingga.
Agenda Program Pertanian LPPSLH pada bulan Oktober lalu yaitu penguatan produsen gula kelapa di wilayah Purbalingga sudah memasuki beberapa tahapan. Tahapan tersebut meliputi sosialisasi, pelatihan gula semut dan pembentukan kelompok. Wilayah Kecamatan Kutasari terdapat dua desa sasaran yaitu Karangcegak dan Candinata.
Sasaran utama Desa Karangcegak adalah Dusun V Dukuh Karangcegak, Mulai masuk dusun tersebut melewati ijin dari Kepala Dusun V, Bapak Parikun. Bapak Parikun mengantarkan kami bertemu dengan beberapa petani gula kelapa (penderes) di wilayahnya yang kemudian kami berkomunikasi dengan penderes dan mendapatkan respon yang baik dari penderes di wilayah tersebut. Minggu pertama kami melakukan sosialisasi, dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan gula semut pada minggu kedua. Respon masyarakat sangat baik pada dua proses tersebut, sehingga keinginan mereka untuk berkelompok sudah sangat kuat. Keinginan masyarakat untuk berkelompok akhirnya terlaksana pada minggu ketiga bulan Oktober, dengan nama Kelompok Manggar Sari. Terbentuknya kelompok tersebut membawa tindak lanjut untuk melakukan pertemuan rutin kelompok setiap satu minggu sekali. Pertemuan rutin pertama diisi dengan pengenalan gula sehat dan pengenalan pertanian organik.
Desa Candinata awal masuknya dengan memulai komunikasi dengan Kepala Dusun III, Bapak Toharji. Pertemuan awal berupa sosialisasi untuk penderes tingkat dusun mendapatkan respon yang cukup baik dan ditindaklanjuti dengan pelatihan pembuatan gula semut, namun pelatihan tersebut hanya diikuti oleh penderes dari Dukuh Karang Maja saja (bagian dari Dusun III). Tindak lanjutnya dilakukan dengan pemantapan sosialisasi, namun respon masyarakat pada proses ini agak kurang baik, dikarenakan sebagian peserta adalah pengepul. Pengepul merasa khawatir dengan keberadaan gula semut akan mengganggu pasokan gula cetak mereka. Situasi ini membuat kami beralih ke Dukuh Candinata (bagian dari Dusun III), disana kami mendapatkan respon yang cukup baik dan prosesnya dapat dilanjutkan melalui pelatihan gula semut dan pembentukan kelompok.
Sasaran Desa Candinata selain Dusun III, kami mulai memasuki wilayah Dusun II. Proses awal masuknya kami melalui Kepala Dusun II, Bapak Musohir. Melalui Bapak Musohir kami meminta ijin untuk melakukan sosialisasi dan melakukan kegiatan di wilayah Dusun II. Pak Musohir memberikan beberapa informasi contact person beberapa penderes di wilayahnya. Melalui informasi tersebut saya menemui penderes untuk menentukan jadwal sosialisasi di wilayah tersebut. Respon yang kami dapatkan cukup baik, sehingga proses penjadwalan sosialisasi cukup singkat dan lancar.
Bulan Oktober lalu terasa sangat sibuk bagi kami dengan berbagai aktivitas di desa dampingan, hampir setiap hari dan setiap malam kami melakukan komunikasi dengan penderes untuk memperlancar agenda. Agenda bulan November mendatang masih akan melanjutkan proses pembentukan kelompok dan penguatan kelompok produsen gula kelapa di Kabupaten Purbalingga.
Agenda Program Pertanian LPPSLH pada bulan Oktober lalu yaitu penguatan produsen gula kelapa di wilayah Purbalingga sudah memasuki beberapa tahapan. Tahapan tersebut meliputi sosialisasi, pelatihan gula semut dan pembentukan kelompok petani gula kelapa. Wilayah Kecamatan Kutasari terdapat dua desa sasaran yaitu Karangcegak dan Candinata.
Sasaran utama Desa Karangcegak adalah Dusun V Dukuh Karangcegak, Mulai masuk dusun tersebut melewati ijin dari Kepala Dusun V, Bapak Parikun. Bapak Parikun mengantarkan kami bertemu dengan beberapa petani gula kelapa (penderes) di wilayahnya yang kemudian kami berkomunikasi dengan penderes dan mendapatkan respon yang baik dari penderes di wilayah tersebut. Minggu pertama kami melakukan sosialisasi, dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan gula semut pada minggu kedua. Respon masyarakat sangat baik pada dua proses tersebut, sehingga keinginan mereka untuk berkelompok sudah sangat kuat. Keinginan masyarakat untuk berkelompok akhirnya terlaksana pada minggu ketiga bulan Oktober, dengan nama Kelompok Manggar Sari. Terbentuknya kelompok tersebut membawa tindak lanjut untuk melakukan pertemuan rutin kelompok setiap satu minggu sekali. Pertemuan rutin pertama diisi dengan pengenalan gula sehat dan pengenalan pertanian organik.
Desa Candinata awal masuknya dengan memulai komunikasi dengan Kepala Dusun III, Bapak Toharji. Pertemuan awal berupa sosialisasi untuk penderes tingkat dusun mendapatkan respon yang cukup baik dan ditindaklanjuti dengan pelatihan pembuatan gula semut, namun pelatihan tersebut hanya diikuti oleh penderes dari Dukuh Karang Maja saja (bagian dari Dusun III). Tindak lanjutnya dilakukan dengan pemantapan sosialisasi, namun respon masyarakat pada proses ini agak kurang baik, dikarenakan sebagian peserta adalah pengepul. Pengepul merasa khawatir dengan keberadaan gula semut akan mengganggu pasokan gula cetak mereka. Situasi ini membuat kami beralih ke Dukuh Candinata (bagian dari Dusun III), disana kami mendapatkan respon yang cukup baik dan prosesnya dapat dilanjutkan melalui pelatihan gula semut dan pembentukan kelompok.
Sasaran Desa Candinata selain Dusun III, kami mulai memasuki wilayah Dusun II. Proses awal masuknya kami melalui Kepala Dusun II, Bapak Musohir. Melalui Bapak Musohir kami meminta ijin untuk melakukan sosialisasi dan melakukan kegiatan di wilayah Dusun II. Pak Musohir memberikan beberapa informasi contact person beberapa penderes di wilayahnya. Melalui informasi tersebut saya menemui penderes untuk menentukan jadwal sosialisasi di wilayah tersebut. Respon yang kami dapatkan cukup baik, sehingga proses penjadwalan sosialisasi cukup singkat dan lancar.
Bulan Oktober lalu terasa sangat sibuk bagi kami dengan berbagai aktivitas di desa dampingan, hampir setiap hari dan setiap malam kami melakukan komunikasi dengan penderes untuk memperlancar agenda. Agenda bulan November mendatang masih akan melanjutkan proses pembentukan kelompok dan penguatan kelompok produsen gula kelapa di Kabupaten Purbalingga.
Agenda Program Pertanian LPPSLH pada bulan Oktober lalu yaitu penguatan produsen gula kelapa di wilayah Purbalingga sudah memasuki beberapa tahapan. Tahapan tersebut meliputi sosialisasi, pelatihan gula semut dan pembentukan kelompok. Wilayah Kecamatan Kutasari terdapat dua desa sasaran yaitu Karangcegak dan Candinata.
Sasaran utama Desa Karangcegak adalah Dusun V Dukuh Karangcegak, Mulai masuk dusun tersebut melewati ijin dari Kepala Dusun V, Bapak Parikun. Bapak Parikun mengantarkan kami bertemu dengan beberapa petani gula kelapa (penderes) di wilayahnya yang kemudian kami berkomunikasi dengan penderes dan mendapatkan respon yang baik dari penderes di wilayah tersebut. Minggu pertama kami melakukan sosialisasi, dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan gula semut pada minggu kedua. Respon masyarakat sangat baik pada dua proses tersebut, sehingga keinginan mereka untuk berkelompok sudah sangat kuat. Keinginan masyarakat untuk berkelompok akhirnya terlaksana pada minggu ketiga bulan Oktober, dengan nama Kelompok Manggar Sari. Terbentuknya kelompok tersebut membawa tindak lanjut untuk melakukan pertemuan rutin kelompok setiap satu minggu sekali. Pertemuan rutin pertama diisi dengan pengenalan gula sehat dan pengenalan pertanian organik.
Desa Candinata awal masuknya dengan memulai komunikasi dengan Kepala Dusun III, Bapak Toharji. Pertemuan awal berupa sosialisasi untuk penderes tingkat dusun mendapatkan respon yang cukup baik dan ditindaklanjuti dengan pelatihan pembuatan gula semut, namun pelatihan tersebut hanya diikuti oleh penderes dari Dukuh Karang Maja saja (bagian dari Dusun III). Tindak lanjutnya dilakukan dengan pemantapan sosialisasi, namun respon masyarakat pada proses ini agak kurang baik, dikarenakan sebagian peserta adalah pengepul. Pengepul merasa khawatir dengan keberadaan gula semut akan mengganggu pasokan gula cetak mereka. Situasi ini membuat kami beralih ke Dukuh Candinata (bagian dari Dusun III), disana kami mendapatkan respon yang cukup baik dan prosesnya dapat dilanjutkan melalui pelatihan gula semut dan pembentukan kelompok.
Sasaran Desa Candinata selain Dusun III, kami mulai memasuki wilayah Dusun II. Proses awal masuknya kami melalui Kepala Dusun II, Bapak Musohir. Melalui Bapak Musohir kami meminta ijin untuk melakukan sosialisasi dan melakukan kegiatan di wilayah Dusun II. Pak Musohir memberikan beberapa informasi contact person beberapa penderes di wilayahnya. Melalui informasi tersebut saya menemui penderes untuk menentukan jadwal sosialisasi di wilayah tersebut. Respon yang kami dapatkan cukup baik, sehingga proses penjadwalan sosialisasi cukup singkat dan lancar.
Bulan Oktober lalu terasa sangat sibuk bagi kami dengan berbagai aktivitas di desa dampingan, hampir setiap hari dan setiap malam kami melakukan komunikasi dengan penderes untuk memperlancar agenda. Agenda bulan November mendatang masih akan melanjutkan proses pembentukan kelompok dan penguatan kelompok produsen gula kelapa di Kabupaten Purbalingga.
Normal
0
false
false
false
IN
X-NONE
X-NONE
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}