Rumput, Hal Utama Dalam Budidaya Sapi – Mungkin terdengar sangat ironis saat sebuah upaya pemberdayaan hewan dilakukan namun yang lebih diutamakan adalah mengenai pembangunan gedung pengelolaan, sedangkan padang rumput yang hijau dikesampingkan. Hal inilah yang terjadi di beberapa Lapas Industri, baik di Jawa Barat maupun Jawa Tengah.
Diungkapkan oleh Sugiyono dari BPTU Baturraden, bahwa kebanyakan pengelola bantuan sapi ini justru menyediakan gedung untuk pengelola terlebih dahulu. Sedangkan penyediaan rumput sebagai makanan utama sapi justru dilupakan. Jelas saja jika hal ini dilakukan maka tak sedikit sapi yang akhirnya mati.
“Memelihara sapi itu mudah, dan tidak sesusah yang dibayangkan.” tegas Sugiyono menyangkut penyediaan rumput yang menjadi jaminan kelangsungan hidup sapi.
Perwakilan dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, ibu Tuti pun mengeluarkan pernyataan menyangkut pengelolaan Lapas Industri di Nusakambangan dan Kendal yang memang sesuai dengan hasil monitoring yang sudah dilakukan, mengenai pengelolaan dan penggemukan sapi. “Jadi, sudah menjadi tanggungjawab kami untuk menguatkan mekanisme dalam pengelolaan Lapas Industri. Hal serupa juga terjadi di Cibinong, Kuningan, dan beberapa daerah lain di Jawa Barat”.
Rumput, Hal Utama Dalam Budidaya Sapi. Ditambahkan juga oleh Bata, dosen Peternakan dari UNSOED. Bahwa pada dasarnya Nusakambangan merupakan lokasi yang sangat subur dan sapi tak mungkin kekurangan makanan. Hanya saja proses pengelolaannya yang harus diperbaiki, mengingat beberapa waktu lalu sapi hadir bersamaan dan lokasi belum memadai, jadi persiapan kandang dan pakan pun dilakukan bersamaan. Ia pun berharap bahwa hal ini sebagai media pelatihan bagi para pengelola lapas Industri sendiri dan warga binaan yang akan turun langsung. Bata pun berani memperkirakan bahwa hanya dalam tiga bulan sapi di Nusakambangan sudah layak jual. Tapi perlu diingat, jika penjualan melalui proses lelang, maka ada kemungkinan sapi kembali mengurus.
Beruntung, tanah subur di Nusakambangan bisa membuat pertumbuhan rumput berjalan dengan maksimal. Diungkapkan oleh Atun Rohayat, Petugas Lapangan petani gula kelapa dan pemberdayaan sapi dari LPPSLH bahwa “Jumlah rumput gajah di Nusakambangan sudah siap untuk dipanen, mengingat tingginya sudah lebih dari 150 cm, dengan luas lahan untuk rumput gajah sebesar 5 He.”
Tak bisa dipungkiri, karena memang beberapa jenis rumput sudah ditanam di Nusakambangan. Sebagai satu upaya untuk memenuhi kebutuhan pakan sapi yang sedang ada dalam program penggemukan. Dan rumput gajah memang salah satu rumput yang paling cepat masa panennya. Rumput gajah masa panennya yakni tak lebih dari dua bulan atau sekitar 40 hari. Sedangkan jenis rumput lain masih dalam masa pertumbuhan.