Lppslh.or.id– Gula Kelapa Banyumas Riwayatmu Kini dan Nanti. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas tahun 2017, terdapat 20.293 penderes di Kabupaten Banyumas, dengan produksi mencapai lebih dari 20 ribu ton per tahunnya. Kecamatan Cilongok merupakan salah satu sentra gula kelapa di Kabupaten Banyumas dengan jumlah penderes 6512 orang. Angka tersebut merupakan angka tertinggi jika dibandingkan dengan sentra industri gula kelapa di kecamatan lain. Desa Rancamaya, merupakan salah satu desa di kecamatan Cilongok yang memiliki jumlah penderes sebanyak 311 jiwa. Rancamaya dapat dikatakan sebagai pusat ketenaran sentra industri gula kelapa kecamatan Cilongok.
Gula Kelapa Banyumas Riwayatmu Kini dan Nanti. Predikat sebagai sentra utama indsutri gula kelapa di kabupaten Banyumas, menjadikan penderes sebagai profesi yang terpandang di Rancamaya, terlebih bagi masyarakat yang mengenal produk gula kelapa. Ketenaran penderes dari desa Rancamaya di lingkungan industri gula kelapa didukung oleh munculnya tokoh-tokoh yang mendedikasikan hidupnya untuk mengembangkan industri gula kelapa Banyumas.
Salah satu tokoh yang mendedikasikan dirinya dalam pengembangan industri gula kelapa adalah Aziz Irwanto atau yang akrab dipanggil Irwan (63), warga Dusun Kalipancur Desa Rancamaya. Sebagai salah satu penderes, Pak Irwanto telah melakukan aktifitas yang lebih banyak dari sekedar penderes. Beliau menciptakan inovasi melalui produk-produk yang dihasilkan seperti gula semut dengan varian rasa, serta inovasi alat produksi gula semut dengan harga yang terjangkau. Selain itu beliau juga terlibat dalam kegiatan penguatan kelembagaan penderes, mulai dari kelompok tani, koperasi, dan tak jarang beliau juga turut diundang oleh banyak pihak sebagai pembicara seputar gula kelapa.
Gula Kelapa Banyumas Riwayatmu Kini dan Nanti. Pak Irwanto menyatakan bahwa, produk gula kelapa adalah antara kebanggaan dan dilema. Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa menjadi kebanggaan karena produk gula kelapa desa Rancamaya telah dikenal sampai Eropa dan Amerika sejak tahun 2009. Menjadi dilema, karena menurut beliau sangat jarang penderes di desa Rancamaya yang menginginkan anaknya menjadi penderes. Sehingga beliau berpendapat bahwa “Bisa-bisa penderes Rancamaya punah.”
Pak Irwan kembali bercerita bahwa dimasanya pada tahun 70-90an dalam satu keluarga setidaknya ada 2 orang yang menderes yaitu Bapak dan anak laki – lakinya. Akan tetapi dimasa sekarang dalam satu keluarga hanya terdapat 1 orang penderes. Hal tersebut juga didukung oleh stigma bahwa menjadi penderes bukanlah sebagai pilihan atau hanya terpaksa karena tidak adanya pekerjaan lain. Upaya pemerintah melalui kebijakan Kartu Penderes yang memberi jaminan keselamatan kerja penderes, bantuan alat, dan sertifikasi organik, rupanya belum berhasil menjadikan penderes sebagai pekerjaan menguntungkan dan ‘diimpikan’.
Gula Kelapa Banyumas Riwayatmu Kini dan Nanti. Terbatasnya usia produktif penderes, dan minimnya motivasi penderes untuk mengarahkan anaknya untuk menjadi penderes makin menambah kesan dekatnya kepunahan penderes di desa Rancamaya. Kisah ini baru coretan kecil dari salah satu sentra gula kelapa di Banyumas, coretan serupa tentu dapat ditemui di desa lainnya di Kabupaten Banyumas. Sejauh ini, belum ada solusi yang mampu mejawab tantangan industri gula kelapa di Kabupaten Banyumas.
Ditulis oleh @Primasadi