Diskriminsi Masih Timbulkan Ketimpangan Hak Pemakaman dan Pendidikan – Bertempat di Café Omah Ngapak, Brebes. Kegiatan Penyusunan Rencana Aksi bersama penghayat di Kabupaten Brebes yang merupakan sebuah tindak lanjut atas Putusan MK terkait administrasi kependudukan bagi masyarakat penghayat.
Beberapa penghayat yang hadir mewakili Persatuan Sapta Darma, Kapribaden, dan Nurmanto. Dalam kesempatan tersebut, beberapa penghayat perwakilan masing – masing paguyuban secara antusias menyampaikan pengalaman masing – masing sebagai penghayat kepercayaan. Salah seorang perwakilan Persatuan Sapta Darma, Carlim menyampaikan pengalaman beliau ketika mendapat perlakuan diskriminatif dari masyarakat setempat yang menyebabkan tidak mendapatkan hak atas pemakaman.
Akar permasalahan yang dialami oleh masyarakat penghayat adalah tindakan diskriminatif yang berdampak pada ketimpangan hak atas pemakaman, pendidikan, administrasi kependudukan di Kabupaten Brebes. Dari permasalahan tersebut, kemudian membagi tiga kelompok diskusi untuk menyusun rencana aksi sebagai tindak lanjut atas perilaku diskriminatif yang dialami oleh masyarakat penghayat. Kelompok pertama akan membahas aksi terkait isu administrasi kependudukan dan kelompok kedua membahas aksi terkait isu pendidikan dan kelompok 3 membahas tentang pemakaman.
Selama kurang lebih 45 menit proses diskusi dilakukan, sebelum akhirnya kembali menjadi satu forum untuk mempresentasikan hasil diskusi. Dari ketiga kelompok yang melakukan proses diskusi kelompok adminduk diberi kesempatan pertama untuk menyampaikan rencana aksinya, disusul oleh kelompok pendidikan dan kelompok pemakaman. Dari rencana aksi tersebut, terdapat agenda kegiatan terdekat yaitu audiensi dengan pemerintah kabupaten Brebes terkait layanan pendidikan dan inventarisasi pemakaman umum di kabupaten Brebes.
0 Komentar